Nafasnya tersengal sengal,ia nampak kebingungan ketika sampai tepi sungai yang lebar.
Dengan tergopoh gopoh sambil menoleh belakang si Kancil mendekat ke air sungai,ia bermaksud untuk minum.
"Byur..!"belum lagi sempat minum tiba tiba air sungai tersibak. Ternyata seekor buaya yang sangat besar hendak memangsa si Kancil.
"Hai buaya,apakah engkau mau memakanku?"Tanya Kancil ketika buaya itu mengejarnya sampai ke darat. "Benar Kancil,aku dan kawan kawanku sudah lapar,jadi kemarilah untuk kami santap."Jawab Buaya sambil membuka mulutnya. "Ah,rugi kalau kalian memakanku."Kancil mulai berfikir. "Kenapa memangnya?"tanya Buaya. "Lihatlah,tubuhku kecil,paling hanya cukup untuk seekor dari kalian."Jawab Kancil.
"Lalu,kami harus bagaimana?"tanya Buaya. "Baiklah,kalian yang terkenal buas masak mau kalah sama aku."kata kancil.
Kemudian kancil bercerita,bahwa ia tadi baru saja membawa banyak daging untuk dibagikan kepada Buaya buaya di sungai itu.Dan daging yang ia bawa adalah daging Raja Hutan alias singa.
"Lalu kami harus bagaimana untuk mendapat bagian daging darimu hai Kancil."tanya Buaya.
Kemudian Kancil meminta seluruh buaya berjajar satu persatu dari tepi sungai tempat Kancil sampai seberang.Ia akan mengitung jumlah buaya dengan cara melompat ke punggung buaya hingga pada buaya terakhir di seberang. Para buaya setuju dan kancil mulai menghitung : "satu,dua,tiga..."sampailah di seberang sungai dan Kancil melompat ke tepian.
"Hai,Kancil,mana dagingnya!"Teriak para buaya. "Sabar,sebentar lagi datang!"jawab Kancil sambil lari menjauhi tepi sungai.
"Hai para Buaya,itu dia daging Singa yang aku janjikan!"Teriak Kancil dari kejauhan.
Ketika itu di seberang datang segerombolan singa. Sebenarnya singa singa itu mengejar Kancil untuk dijadikan mangsa,tetapi Kancil berhasil menipu buaya dan ia berhasil lolos dengan menyeberang sungai setelah pura pura menghitung jumlah buaya dengan melompat lompat dipunggung mereka.